bahsanya aku bersama hati dan jiwa raga aku menginginkanmu, tidak satu wujudpun yang dapat menghilangkan mu. Aku mungkin bukan yang terbaik untuk mu. Tapi juga bukan yang terburuk. Sampai kapan pun aku akan mencintaimu. Tidak hanya hidupmu,matimu atau berbentuk apapun aku akan terus mencintaimu.
Maafkanlah aku....!
Mungkin aku berlebihan dan mencoba lari dari kenyataan yang ada pada dirimu.
Rasanya sayang dan simpati ini membuatku seperti tak rela ketika mendengar kamu menderita.
Kamulah kekasihku, sahabat terbaikku, tempat ku saat ini bernaung dan berbagai cerita.
Buatlah frame film ini sepanjang mingkin. Jangan terputus ditengah jalan. Jangan hanya sekejab saja aku merasakan keindahan bersama-mu.
Warna ini belum penuh menghiasi cerita cinta kita. Dan jika semua sirna kurasa semua ini belum sempurna... Kalau hanya untaian kata apa bedanya ribuan kalimat dan jutaan kata di novel.
Semua basi dan omong kosong bila akhirnya waktu tak berkehendak.
Banyak pujangga bilang, keadilan cinta dan kenelangsaan berbanding terbalik dan ternyata, aku berada dibaliknya...
Jika ada obat yang manjur, berbagai sudut bumipun ku jelajahi untuk mencari. Jika waktu tak cukup, ku protes matahari agar bersembunyi dibalik awan. Karena ketika dia membuat suasana mendung dengan kepengecutannya, waktu terasa begitu lambat.
Kepada bulan, bintang, laut, dan seluruh semesta. Terutama udara, kuteriaki kalian semua... Kalau mahluk ini berarti bagiku.!
Kalau pada akhirnya aku kalah dan akhirnya mereka memaksakan ku menyerah.
Jika nafas ini mengisih rongga perjuangan ku sebagai lelaki, jangan harap aku tetap berdiri dalam tegak menatap laut dipuncak karang, ku torehkan semua cerita yang pernah terjadi antara aku dengannya.
Minimal ku ceritakan pada semua orang di sekitarku, alam sekitar ku,alam sekeliling ku. Atau anak cucu ku kelak diwaktu mereka akan terlelap.
Ini bukan dongeng semata, ini bukan cerita viksi bualan omong kosong saja. Inilah ungkapan hatiku atas apa yang sedang kurasakan.
Jika kalian iba, simpati atau sedih dengan cerita cinta ku, kemarilah...!
Temanilah aku yang terlena ditepian laut cinta ini seorang diri.
By: Yagai Wiyai
Pujangga Cinta Semusim
(Rudiyant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar